MATA
KULIAH
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Disusun oleh :
Nama : Lailatu Mira Ikhtiyarni
NIM : 2013015362
Kelas : 1i
Dosen
pembimbing : Drs. H.M. Rifai Basri
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2013 / 2014
Dari waktu ke waktu, penyakit baru ditemukan. Di
antara penyakit-penyakit baru, AIDS telah menjadi yang paling terkenal. AIDS diidentifikasi
sebagai penyakit baru pada tahun 1981. HIV ditemukan beberapa tahun kemudian
oleh Luc Montagnier dan Robert Gallo.
1.
AIDS
AIDS disebabkan oleh HIV. AIDS
adalah singkatan dari Acquired Immune
Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan
kekebalan tubuh akibat kerusakan system imun yang disebabkan oleh infeksi HIV. HIV diyakini berasal di Afrika
antara akhir 1940-an dan awal 1950-an. Kasus yang dikenal paling awal adalah
pada seorang pria dari Kongo Belgia (sekarang dikenal sebagai Republik
Demokratik Kongo) pada tahun 1959 (darahnya - yang disimpan sejak tahun 1959 -
baru-baru ini diuji untuk HIV).
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal
dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS
diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari
2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan
kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni
1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan
dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3
juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah
anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara,
sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber
daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi
tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan
tersebut tidak tersedia di semua negara.
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada
orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi
tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya
dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi
oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV memengaruhi hampir semua
organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti
sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut
limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi
sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan
kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi
oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat
kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.
2.
HIV
HIV
adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang
sel darah putih dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya
sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah
putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh
maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya
melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski
terkena influenza atau pilek biasa. Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung
menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan
bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang
mematikan.
Ada
tiga tipe deteksi HIV, yaitu tes PCR, tes antibodi HIV, dan tes antigen HIV.
Tes reaksi berantai polimerase (PCR) merupakan teknik deteksi berbasis asam
nukleat (DNA dan RNA) yang dapat mendeteksi keberadaan materi genetik HIV di
dalam tubuh manusia. Tes ini sering pula dikenal sebagai tes beban virus atau
tes amplifikasi asam nukleat (HIV NAAT). PCR DNA biasa merupakan metode
kualitatif yang hanya bisa mendeteksi ada atau tidaknya DNA virus. Sedangkan,
untuk deteksi RNA virus dapat dilakukan dengan metode real-time PCR yang
merupakan metode kuantitatif. Deteksi asam nukleat ini dapat mendeteksi
keberadaan HIV pada 11-16 hari sejak awal infeksi terjadi. Tes ini biasanya
digunakan untuk mendeteksi HIV pada bayi yang baru lahir, namun jarang
digunakan pada individu dewasa karena biaya tes PCR yang mahal dan tingkat
kesulitan mengelola dan menafsirkan hasil tes ini lebih tinggi bila
dibandingkan tes lainnya.
Untuk
mendeteksi HIV pada orang dewasa, lebih sering digunakan tes antibodi HIV yang
murah dan akurat. Seseorang yang terinfeksi HIV akan menghasilkan antibodi
untuk melawan infeksi tersebut. Tes antibodi HIV akan mendeteksi antibodi yang
terbentuk di darah, saliva (liur), dan urin. Sejak tahun 2002, telah
dikembangkan suatu penguji cepat (rapid test) untuk mendeteksi antibodi HIV
dari tetesan darah ataupun sampel liur (saliva) manusia. Sampel dari tubuh
pasien tersebut akan dicampur dengan larutan tertentu. Kemudian, kepingan alat
uji (test strip) dimasukkan dan apabila menunjukkan hasil positif maka akan
muncul dua pita berwarna ungu kemerahan. Tingkat akurasi dari alat uji ini
mencapai 99.6%, namun semua hasil positif harus dikonfirmasi kembali dengan
ELISA. Selain ELISA, tes antibodi HIV lain yang dapat digunakan untuk
pemeriksaan lanjut adalah Western blot.
Tes
antigen dapat mendeteksi antigen (protein P24) pada HIV yang memicu respon
antibodi. Pada tahap awal infeksi HIV, P24 diproduksi dalam jumlah tinggi dan
dapat ditemukan dalam serum darah. Tes antibodi dan tes antigen digunakan
secara berkesinambungan untuk memberikan hasil deteksi yang lebih akurat dan
lebih awal. Tes ini jarang digunakan sendiri karena sensitivitasnya yang rendah
dan hanya bisa bekerja sebelum antibodi terhadap HIV terbentuk.
B.
SEJARAH
LAIN PENYAKIT HIV AIDS
Di sisi lain ada yang mengungkapkan bahwa penyakit
AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse, melainkan ciptaan para ilmuwan
yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis
tertentu. (Jerry D. Gray, Dosa-dosa Media Amerika - Mengungkap Fakta
Tersembunyi Kejahatan Media Barat, Ufuk Press 2006 h. 192). Tulisan Allan
Cantwell, Jr. M.D. ini mengungkapakan rahasia asal-usul AIDS dan HIV, juga
bagaimana ilmuwan menghasilkan penyakit yang paling menakutkan kemudian
menutup-nutupinya.
I.
Teori”
Monyet Hijau
Tidak
sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan manusia.
Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga puluh persen
penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah
“senjata etnis” yang didesain di dalam laboratorium untuk menginfeksi dan
membunuh kalangan kulit hitam. Sebagian orang bahkan menganggap teori
konspirasi AIDS lebih bisa dipercaya dibandingkan teori monyet hijau Afrika
yang dilontarkan para pakar AIDS. Sebenarnya sejak tahun 1988 para peneliti
telah membuktikan bahwa teori monyet hijau tidaklah benar.
Namun
kebanyakan edukator AIDS terus menyampaikan teori ini kepada publik hingga
sekarang. Dalam liputan-liputan media tahun 1999, teori monyet hijau telah
digantikan dengan teori simpanse di luar Afrika. Simpanse yang dikatakan
merupakan asal-usul penyakit AIDS ini telah diterima sepenuhnya oleh komunitas
ilmiah.
“Pohon keturunan” filogenetik virus primata
(yang hanya dipahami segelintir orang saja) ditampilkan untuk membuktikan bahwa
HIV diturunkan dari virus primata yang berdiam di semak Afrika. Analisis data
genetika virus ditunjukkan melalui “supercomputer” di Los Alamos, Mexico,
menunjukkan bahwa HIV telah “melompati spesies’, dari simpanse ke manusia
sekitar tahun 1930 di Afrika.
II.
Eksperimen
Hepatitis B Pra-AIDS kepada Pria Gay (1978-1981)
Ribuan
pria gay mendaftar sebagai manusia percobaan untuk eksperimen vaksin hepatitis
B yang “disponsori pemerintah AS” di New York, Los Angeles, dan San Fransisco.
Setelah beberapa tahun, kota-kota tersebut menjadi pusat sindrom defisiensi
kekebalan terkait gay, yang belakangan dikenal dengan AIDS. Di awal 1970-an,
vaksin hepatitis B dikembangkan di dalam tubuh simpanse. Sekarang hewan ini
dipercaya sebagai asal-usul berevolusinya HIV. Banyak orang masih merasa takut
mendapat vaksin hepatitis B lantaran asalnya yang terkait dengan pria gay dan
AIDS.
Para
dokter senior masih bisa ingat bahwa eksperimen vaksin hepatitis awalnya dibuat
dari kumpulan serum darah para homoseksual yang terinfeksi hepatitis.
Kemungkinan besar HIV “masuk” ke dalam tubuh pria gay selama uji coba vaksin
ini. Ketika itu, ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal 1978 dan di
kota-kota pesisir barat sekitar tahun 1980-1981.
Bukti
kuat menunjukkan bahwa AIDS berkembang tak lama setelah program vaksin ini.
AIDS merebak pertama kali di kalangan gay New York City pada tahun 1979,
beberapa bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan. Ada fakta yang cukup
mengejutkan dan secara statistik sangat signifikan, bahwa 20% pria gay yang
menjadi sukarelawan eksperimen hepatitis B di New York diketahui mengidap HIV
positif pada tahun 1980 (setahun sebelum AIDS menjadi penyakit “resmi’).
Ini
menunjukkan bahwa pria Manhattan memiliki kejadian HIV tertinggi dibandingkan
tempat lainnya di dunia, termasuk Afrika, yang dianggap sebagai tempat
kelahiran HIV dan AIDS. Fakta lain yang juga menghebohkan adalah bahwa kasus
AIDS di Afrika yang dapat dibuktikan baru muncul setelah tahun 1982. Sejumlah
peneliti yakin bahwa eksperimen vaksin inilah yang berfungsi sebagai saluran
tempat “berjangkitnya” HIV ke populasi gay di Amerika. Namun hingga sekarang
para ilmuwan AIDS mengecilkan koneksi apapun antara AIDS dengan vaksin
tersebut.
Umum
diketahui bahwa di Afrika, AIDS berjangkit pada orang heteroseksual, sementara
di Amerika Serikat AIDS hanya berjangkit pada kalangan pria gay. Meskipun pada
awalnya diberitahukan kepada publik bahwa “tak seorang pun kebal AIDS”,
faktanya hingga sekarang ini (20 tahun setelah kasus pertama AIDS), 80% kasus
AIDS baru di Amerika Serikat berjangkit pada pria gay, pecandu narkotika, dan
pasangan seksual mereka. Mengapa demikian? Tentunya HIV tidak mendiskriminasi
preferensi seksual atau ras tertentu. Apakah benar demikian?
III.
Keserupaan
dengan FLU Burung
Di
pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi
setidaknya 8 subtipe (strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di seluruh
dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain pra dominan yang menginfeksi gay
di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi jaringan rektum, itu sebabnya
para gay yang cenderung menderita AIDS dibandingkan non-gay
Sebaliknya,
Strain HIV yang umum dijumpai di Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel
serviks (leher rahim), sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika,
HIV cenderung berjangkit pada kalangan heteroseksual.
Para
pakar AIDS telah memeberitahukan bahwa AIDS Amerika berasal dari Afrika,
padahal Strain HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay nyaris tak pernah
terlihat di Afrika. Bagaimana bisa demikian? Apakah sebagian Strain HIV
direkayasa agar mudah beradaptasi ke sel yang cenderung menginfeksi kelamin
gay?
Telah
diketahui, pria ilmuwan SCVP (Special Virus Cancer Program) mampu mengadaptasi
retrovirus tertentu agar menginfeksi jenis sel tertentu. Tak kurang sejak tahun
1970, para ilmuwan perang biologis telah belajar mendesain agen-agen (khususnya
virus) tertentu yang bisa menginfeksi dan menyerang sel kelompok rasial
“tertentu”.
Setidaknya
tahun 1997, Stephen O’Brien dan Michael Dean dari Laboratorium Keanekaragaman
Genom di National Cancer Institute menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang
kulit putih memiliki gen resisten-AIDS, sementara orang kulit hitam Afrika
tidak memiliki gen semacam itu sama sekali. Kelihatannya, AIDS semakin
merupakan “virus buatan manusia yang menyerang ras tertentu” dibandingkan
peristiwa alamiah.
Berkat
bantuan media Amerika, virus ini menyebar ke jutaan orang tertentu di seluruh
dunia sebelum segelintir orang mulai waspada akan kejahatan di balik penciptaan
virus ini. Di tahun 1981, pejabat kesehatan memastikan “masyarakat umum” bahwa
tak ada yang perlu dikhawatirkan. “AIDS adalah penyakit gay” adalah jargon yang
sering dikumandangkan media.
Setidaknya
tahun 1987, Robert Gallo memberitahu reporter Playboy, David Black, “Saya
pribadi belum pernah menemukan satu kasus pun (di Amerika) dimana pria terkena
virus (AIDS) dari seorang wanita melalui hubungan intim heteroseksual .” Gallo
melanjutkan, “AIDS tak akan menjadi bahaya yang tak bisa teratasi bagi
masyarakat umum.”
C.
CARA
PENULARAN
Penularan AIDS dapat dibagi dalam
2 jenis, yaitu :
a. Secara Kontak Seksual
1. Ano-Genital
Cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual
dengan resiko tertinggi bagi penularan
HIV, khususnya bagi kaum mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari
pengidap HIV.
2. Ora-Genital
Cara hubungan ini merupakan tingkat resiko kedua,
termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV.
3.
Genito-Genital / Heteroseksual
Penularan secara heteroseksual ini merupakan tingkat
penularan ketiga, hubungan suami istri yang mengidap HIV, resiko penularannya,
berbeda-beda antara satu peneliti dengan peneliti lainnya.
b. Secara Non seksual
1. Transmisi
Parental
Penggunaan jarum dan alat tusuk lain (alat tindik,
tatto) yang telah terkontaminasi, terutama pada penyalahgunaan narkotik dengan
mempergunakan jarum suntik yang telah tercemar secara bersama-sama. Penularan
parental lainnya, melalui transfusi darah atau pemakai produk dari donor dengan
HIV positif, mengandung resiko yang sangat tinggi.
2. Transmisi Transplasental
Transmisi ini adalah penularan dari ibu yang
mengandung HIV positif ke anak, mempunyai resiko sebesar 50%. Disamping cara
penularan yang telah disebutkan di atas ada transmisi yang belum terbukti,
antara lain: ASI, Saliva/Air liur, Air mata, Hubungan sosial dengan orang
serumah, Gigitan serangga.
Walaupun
cara-cara transmisi di atas belum terbukti, akan tetapi karena prevalensi HIV
telah demikian tinginya di Amerika Serikat, maka tetap dianjurkan :
1. Ibu yang mengidap supaya tidak
menyusui bayinya.
2. Mengurangi kontaminasi saliva
pada alat seduditasi pada saat berciuman dan pada anak-anak yang mengidap HIV
yang menderita gangguan jiwa dan sering digigit serangga.
3. bagi dokter ahli mata
dianjurkan untuk lebih berhati-hati berhubungan dengan air mata pengidap HIV.
Perlu diketahui AIDS tidak
menular karena :
1. Hidup serumah dengan penderita
AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual )
2. Bersentuhan dengan penderita.
3. Berjabat tangan.
4. Penderita AIDS bersin atau
balik di dekat kita.
5. Bersentuhan dengan pakaian
atau barang lain dari bekas penderita.
6. Berciuman pipi dengan
penderita.
7. Melalui alat makan dan minum.
8. Gigitan nyamuk dan serangga
lainnya.
9. Bersama-sama berenang di
kolam.
D.
PENCEGAHAN
Upaya pencegahan yang dapat di
lakukan adalah :
1. Pencegahan penularan melalui
jalur non seksual :
a. Transfusi darah cara ini dapat dicegah dengan
mengadakan pemeriksaan donor darah sehingga darah yang bebas HIV saja yang
ditransfusikan.
b. Penularan AIDS melalui jarum suntik oleh dokter
paramedis dapat dicegah dengan upaya sterilisasi yang baku atau menggunakan
jarum suntik sekali pakai.
2. Pencegahan penularan melalui
jalur seksual
Pencegahan
ini dapat dilakukan dengan pendidikan/penyuluhan yang intensif yang ditujukan
pada perubahan cara hidup dan perilaku seksual, serta bahayanya AIDS pada usia
remaja sampai usia tua.
Dan
yang utama adalah dengan memperdalam agama Islam yang benar, sehingga menjadi
manusia yang bertaqwa menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan Allah
dengan ikhlas dan benar. Jika ini terwujud, maka manusia kan selamat dunia
akhirat, tidak hanya terhindar dari penyakit AIDS ini akan tetapi mendapatkan
kebaikan yang lebih besar daripada itu.
E.
PENYAKIT
AIDS DALAM PANDANGAN ISLAM
AIDS
adalah suatu penyakit akibat perbuatan yang dibenci ALLAH SWT, AIDS sendiri
tidak ada hukum pasti, hanya saja perbuata seperti prilaku seks bebas yang
menyimpang seperti Homo atau lesbian, yang sering mendatangkan virus ini,
hukumnya haram.
Di
beberapa Negara pernikahan sesama jenis tidak lagi di anggap tabu, bahkan
mereka memperkuat pernikahan tersebut dengan adanya undang-undang yang
mengesahkan pernikahan sejenis di Negara mereka. Lain halnya di Indonesia,
pernikahan sejenis memang tidak sesuai dengan hukum di Indonesia dan tak ada
yang mengesahkannya, tetapi perilaku seks bebas yang tidak terikat hukum pun
menjadi marak di kalangan masyarakat kita, baik lawan jenis maupun sesame
jenis, hal ini tercermin pada masa Nabi Luth As, yang sesuai pada firman ALLAH
SWT:
“Dan(kami
telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu
melakukan perbuatan keji?”, sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada
sesama laki-laki bukan kepada perempuan. Kemu merupakan kaum yang melampaui
batas. “usir mereka (Luth dan pengikutnya) dari negeri ini. kemudian kami
selamatkan dan pengikutnya kecuali istrinya. Dan kami hujani mereka dengan
hujan batu.” (surah al-A’raf ayat:80-84)
“sebenarnya
ALLAH telah memperlihatkan bekas-bekas tentang peristiwa kejadian sebagai
contoh teladan bagi mereka yang suka memikirkan. Karena kaum Luth adalah orang
yang bergelimang dengan kejahatan dan kemungkaran. Mereka suka melakukan
perbuatan yang keji yaitu laki-laki kawin dengan laki-laki dan mereka tidak
suka kawin dengan perempuan. Sehingga ALLAH melaknat kaum tersebut dengan
menghancurkan negeri tersebut. Negeri tersebut dihancurkan dikarenakan
perbuatan kaum Luth itu” firman ALLAH dalam AL-Qur’an
Lagi
diberi tanda pada sisi tuhan engkau. Tiadalah siksa itu terjadi kecuali untuk
orang yang aniaya. (surah Hud ayat:83)
Allah
s.w.t. berfirman:
“maka
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan, kami pun membuka
semua pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira, kami
siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam terdiam
berputus asa.” (Al-An’am:44)
Allah
swt berfirman dalam Al-Qur’an :
”
Sesungguhnya Allah tidak berbuat dzalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi
manusia itulah yang berbuat dzalim kepada diri mereka sendiri. (QS. Yunus: 44).
Penyakit
HIV-AIDS yang sangat ditakuti oleh masyarakat, bukanlah merupakan penyakit
“Kutukan Tuhan” sebagaimana pandangan sebagaian masyarakat. Melainkan penyakit
biasa sebagaimana penyakit-penyakit lainnya.
Penyakit
HIV-AIDS lebih banyak di takuti oleh masyarakat karena penyakit tersebut belum
ada obatnya. Penyakit tersebut muncul dikarenakan perbuatan manusia yang
melanggar terhadap syari’ah yang telah di tetapkan.
HIV
terutama terdapat di dalam darah, air mani, dan cairan vagina, cairan
preseminal, air susu ibu. Penularannya melalui:
1. Hubungan
seksual dengan pengidap HIV (homo atau heteroseksual)
Kebiasaan
main perempuan (berbuat zina) merupakan salah satu dari kebiasaan pada
sebagaian masyarakat. Hal ini terbukti dengan masih eksisnya beberapa tempat
pelacuran di Negara kita yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Negara
kita yang mayoritas penduduknya muslim ini, merupakan salah satu negara yang
memiliki tempat pelacuran terbesar jika dibandingkan dengan negara-negara di
Asia lainnya.
Islam
telah melarang mendekati perbuatan di atas, sebagaimana firmannya:
ولا تقـربوا
الزنا إنه كان فاحشة وساء سبيـلا
”
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk”. ( QS. Al-Isra’: 32).
”
Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang
mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan
duniawi. Dan barang siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa
(itu)”. ( QS. An-Nur: 33).
Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat.” (terj. Qs: An-Nuur; 30).
Islam
melarang berdua-duaan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam satu
tempat tanpa kehadiran seorang mahram. Nabi SAW bersabda : “Ketika seorang
laki-laki (pergi) berduaan dengan seorang wanita, maka setan menjadi orang
ketiganya di sana.” Dalam Islam, campur baur bebas antara laki-laki dan wanita
tanpa adanya keperluan dan kepentingan syar’i adalah terlarang. Islam memandang
seks bebas sebagai sebuah malapetaka besar.
“…dan
janganlah kamu datangi perbuatan keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang
tersembunyi….” (terj. QS :Al-An’am; 151).
Dari
ayat di atas, Allah swt menjelaskan kepada hambanya, bahwa segala bentuk
perbuatan mendekati kepada zina (main perempuan) pelacuran dan seterusnya itu
dilarang. Sebagai akibat dari perbuatan di atas adalah munculnya penyakit
HIV-AIDS yang hingga sekarang belum ditemukan obatnya.
2. Alat
suntik bekas pengidap HIV; tindik, tattoo, narkoba (IDU), injeksi, dan
lain-lain
Secara
tekstual di dalam Al-Qur’an tidak sebutkan akan dilarangnya penggunaan narkoba.
Namun secara kontekstual, baik Al-Qur’an maun Hadits telah menyebutkan bahwa
Narkoba itu hukumnya adalah haram. Sebagaimana Ayat dan Hadits di bawah ini:
Mereka
bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya.(QS. Al-Baqarah: 219).
Dari
ayat di atas jelas bahwa khamr itu memabukkan dan hukumnya haram sedangkan
narkoba lebih bahaya dari khamr dan hukumnya lebih haram dari khamr. Narkoba
tidak hanya membuat orang menjadi mabuk tetapi dapat membuat orang yang
menyalahgunakan menjadi mati. Melihat bahanya narkoba melebihi khamr, maka
narkoba hukumnya adalah haram.
Setiap
zat yang memabukkan itu khmar dan setiap zat yang memabukkan itu haram.(HR.
Abdullah Ibnu Umar)
Melihat
bahaya narkoba yang sangat besar, maka Allah SWT memerintahkan agar sesuatu
yang dapat membahayakan seperti minuman keras, narkoba dan lain-lainnya itu
supaya dijauhi. Sebagaimana firman Allah :
Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan (QS. Al-maidah: 90).
Khamr
dan judi adalah haram
يسألونك
عن الخمر والميسر قل فيهما إثم كبير ومنافع للناس وإثمهما أكبر من نفعهما
Mereka
bertanya kepadamu tentanng khamr dan judi. Katakanlah: pada keduuanya itu
terdapat dosa besar dann beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya”.(QS. Al-Baqarah:219)
Laknat
terhadap Khamr
Malaikat
Jibril datang kepadaku lalu berkata : “ hai Muhammad, Allah melaknat minuman
keras, yang memerasnya, yang meminumnya, orang yang menerima penyimpanannya,
orang yang menjualnya, orang yang membelinya, orang yang menyuguhkannya dan
orang-orang yang mau disuguhi”. (Riwayat Ahmad bin Hambal ibnu Abbas)
3. Dari
ibu hamil kepada janinnya.
Misalnya:
Istri yang baik-baik (shalihah) bisa terkena HIV jika bergaul dengan suaminya
yang suka melacur dan pelacurnya terinfeksi HIV
Pencegahan:
Memberikan penyuluhan tentang
HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi melalui ceramah agama, khotbah, pengajian,
seminar, lokakarya, dan lain-lain. Firman Allah s.w.t.:
“serulah
manusia kepada jalan Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantulah
pula dengan cara yang baik….” (An-Nahl:25)
Pengobatan
Hadits
Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Arba’ah:
“berobatlah
hai hamba Allah, karena Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali
diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit yang satu (pikun).”
Seperti
Firman ALLAH, dapat kita ambil kesimpulan bahwa AIDS pun terjadi karena ulah
manusia sendiri, tetapi bagaimanapun ALLAH tidak akan memutus rahmatnya kepada
hambanya yang mau bertaubat, begitu indahnya Islam ketika kita mau mengikuti
jalan yang benar.
Dengan
adanya penyakit AIDS kita sebagai hambanya diingatkan untuk selalu memikirkan
apa yang akan kita lakukan, Bertaubatlah hai hamba ALLAH, karena ALLAH tidak
menurunkan suatu penyakit, kecuali diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit
satu (pikun) Islam memberikan tuntunan dalam pengobatan HIV /AIDS secara fisik,
psikis dan sosial. Secara fisik melalui medis dan sejenisnya, walaupun masih
dalam tahap vaksin bukan obat penyembuh hanya penghamabat, untuk melambatkan
virus tersebut, teknologi saat ini yaitu ARU (Anti Retro Viral) dan secara
psikis melalui kesabaran, taubat, tagarrubilallah (dzikirullah dan berdo’a).
sedangkan secara sosial melalui penerimaan dan dukungan penuh yaitu dari
masyarakat terutama keluarganya.
Jadi,
jelaslah bahwa Islam telah mengatur semuanya dalam AL-Qur’an sebagai petunjuk
agar kita tetap selalu dijalan ALLAH SWT. Karena telah banyak kejadian dan
peristiwa yang di kisahkan oleh AL-Qur’an lewat nabi-nabi dan rasul-rasul ALLAH.
F.
KAITANNYA
HARI AIDS DENGAN PEMBAGIAN KONDOM GRATIS
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi
mengeluarkan kebijakan yang mengundang kontroversi. Bersama Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) dan DKT Indonesia, Kementerian Kesehatan
menggelar Pekan Kondom Nasional (PKN) pada 1-7 Desember 2013. Pada acara
tersebut terdapat pembagian kondom. Pekan Kondom Nasional dilaksanakan sebagai
rangkaian peringatan Hari AIDS se-Dunia di Indonesia. Kebijakan ini mengundang
penolakan di masyarakat dan para tokoh, karena merupakan liberalisasi
perzinahan dan bertentangan dengan agama.
Pro dan Kontra mengenai pembagian kondom gratis :
Sebagian
contoh yang menolak dengan adanya
pembagian kondom gratis :
·
Menurut Sulton,
upaya mencegah meluasnya pengidap AIDS merupakan upaya mulia, namun untuk
mencegah agar penularan yang salah satunya melalui hubungan seksual itu bukan
dengan membagi-bagikan kondom secara gratis yang sangat mungkin disalahgunakan
untuk perzinahan. Oleh karena alasan itulah, kegiatan bagi-bagi kondom gratis
berpotensi bertentangan dengan ajaran agama. "Bagi-baginya tidak untuk suami-suami,
motifnya jaga-jaga agar nggak kena AIDS. Memfasilitasi itu sama saja dengan
membantu." Sulton menambahkan kegiatan bagi-bagi kondom gratis dengan
segala alasan yang diusung Kementerian Kesehatan, sepintas memang terlihat
positif. Namun, Sulton juga mengingatkan suatu kegiatan yang tampak baik
terkadang menipu jika tidak disertai dengan niat mulia. "Sosialisasi
kondom dengan dalih menyelamatkan masyarakat dari HIV & AIDS, juga membenci
rokok dengan dalih menjaga kesehatan masyarakat, itu terdengar indah, namun
sesungguhnya manipulatif dan tendensius."
·
Amidhan
mengatakan bahwa MUI tidak setuju dengan adanya penyelenggaraan Pekan
Kondom Nasional itu. Ia menilai penyelenggaraan acara tersebut hanya membawa
kepentingan industri kondom, bukan untuk menyampaikan kegunaan kondom sebagai
alat kontrasepsi. "Hal itu bisa disalahgunakan, dikhawatirkan terjadinya
seks bebas pada remaja." Seharusnya, kata dia, kegiatan yang digalakkan
yakni edukasi reproduksi dan pendidikan seks bagi masyarakat, daripada kampanye
penggunaan kondom.
·
KH Hasyim Muzadi
meminta Kementerian Kesehatan RI untuk menghentikan kegiatan Pekan Kondom
Nasional yang diselenggarakan 1-7 Desember 2013. Dengan alasan apapun untuk
memberikan edukasi tentang seks, tidak bisa dihindari kesan bahwa itu
justifikasi terhadap 'free sex' (seks bebas) itu. Menurut dia, jika ingin
menghentikan HIV dan AIDS dan sebagainya, semestinya dilakukan dari hulunya,
tidak dari hilirnya. "Dari sistem pendidikannya, dari sisi budayanya.
Bukan anak sudah terjerumus, kemudian sekalian dikasih kondom, saya tidak
setuju dan hal itu harus dihentikan," katanya.
Contoh dari beberapa orang yang menyetujui pembagian kondom gratis :
·
Menkes (Nafsiah
Mboi) mengatakan kondom bukanlah barang terlarang sehingga tidak masalah jika ada
yang membagi-bagi itu secara gratis. "Kondom bukan barang terlarang
seperti narkotika. Jadi tidak perlu risau, jika ada yang bagi-bagi
kondom," ujar Nafsiah dalam konferensi pers Hari AIDS Sedunia di Jakarta,
Jumat 29 November. Menkes mengatakan lebih berbahaya jika ada yang bagi-bagi
rokok secara gratis, dan generasi muda mencoba merokok. "Dari coba-coba
bisa jadi ketagihan merokok." Dia menambahkan pembagian kondom sudah ada
sejak tahun 1970-an. Lagi pula tujuannya bukan untuk menganjurkan seks bebas melainkan
mencegah penularan HIV/AIDS. "Yang pergi ke tempat pelacuran, paling
mereka yang tidak kuat imannya." "Pemerintah juga bersyukur penularan
HIV/AIDS dapat berkurang dengan penggunaan kondom." Menkes sendiri mengaku
tidak menyetujui adanya praktik prostitusi, namun dia juga tidak mampu untuk
mencegahnya.
·
Sejumlah pihak
mendukung hal itu sebagai upaya penyebaran HIV/AIDS atau kehamilan di usia
muda. Cara itu dapat menekan penularan penyakit kelamin dan meragukan
manfaatnya bagi kalangan wanita dan remaja.
·
Menurut
Sekretaris KPAP, Rohana Manggala PKN (Pekan Kondom Nasional) bukanlah program
yang mengajak generasi muda untuk pesta seks. "Bukan itu maksudnya, salah
kalau dengan PKN mengizinkan seks bebas, tidak ada keinginan ke arah sana.
Mungkin karena kondom masih terbilang tabu di masyarakat tapi jangan dulu
berpikiran negatif. Rohana menambahkan pola pikir masyarakat yang harus diubah.
Adanya PKN ini sebagai upaya pengingat bahaya HIV/AIDS dan kondom merupakan
alat kesehatan bukan pemicu seks bebas. "PKN itu seperti mengingatkan
kalau seks bebas atau perilaku berisiko lainnya dapat merugikan banyak orang.
Kondom hanya alat kesehatan, yang digunakan oleh pasangan yang sudah sah untuk
menghindari penularan HIV kalau memang pasangan tersebut positif HIV,"
tambah Rohana.
·
Ada orang yang
berpendapat bahwa ada yang menarik implikasi seakan-akan pembagian kondom
merupakan legalisasi secara implisit untuk melakukan seks bebas, merupakan
penarikan implikasi yang tendensius. Pembagian kondom dimaksudkan sebagai pencegahan
terhadap efek buruk dari kenyataan mengenai adanya perilaku seks bebas, bukan
dorongan untuk melakukan seks bebas.
** Pendapat saya mengenai pembagian kondom gratis
yang dilakukan oleh beberapa oknum, yaitu kurang setuju karena apabila dilihat
dari segi moral itu sama saja akan merusak moral masyarakat terutama remaja. Selain
itu pembagian kondom gratis juga sama artinya dengan memperbolehkan atau
melegalkan hubungan sex bebas. Dan pembagian kondom itu hanya akan disalah
gunakan oleh masyarakat yang berakibat semakin menguat atau meningkatnya
perbuatan zina.
0 komentar:
Posting Komentar